JURNALINDONESIA.CO – Siapa yang tak mengenal produk Maspion?
Seluruh barang kebutuhan rumah tangga, ada produk Maspion.
Maspion adalah perusahaan asal Indonesia, yang didirikan perantau dari China.
Ini adalah cerita tentang Lin Xueshen, bos dari Maspion Group, salah satu orang terkaya di Surabaya.
Dulu, ketika masih di China, Lin hidup susah tapi nasibnya berubah ketika hijrah ke Pulau Jawa.
Lin Xueshan, yang kemudian lebih dikenal sebagai Alim Husin berasal dari Fujian.
Dia merantau untuk mencari penghidupan yang baru.
Dalam perjalanan, dia bahkan sempat terombang-ambing di tengah lautan samudera.
Kemudian sampailah di Surabaya.
Menurut Leo Suryadinata dalam Southeast Asian Personalities of Chinese Descent: Biographical Dictionary (2012), Alim Husin adalah pendiri dari sebuah usaha alat masak yang terbuat dari alumunium bernama UD Logam Djawa yang berjalan tahun 1960-an.
Lewat usaha itu dia memulai pembuatan peralatan rumah tangga seperti kompor dan juga ember.
Kemudian dirinya membuka toko jasa perbaikan pompa air hingga lampu petromak.
Di Surabaya menetap lalu menikah dan punya anak bernama Lin Wenguang.
Lin Wenguang inilah yang kemudian kita kenal sebagai Alim Markus, Presiden Direktur Maspion Group sekarang.
Di bawah kepemimpinan Markus, Maspion memiliki 7000 macam produk rumah tangga mulai dari kipas angin, ember, kompor, setrika, pipa dan alat rumah tangga lainnya.
Tercatat, produknya juga dipasarkan ke Amerika Serikat, Jepang, Australia, Eropa, dan Timur-Tengah.
Bahkan pada 1995 Maspion mendapat keuntungan US$ 100 juta dari perdagangan ekspor dan berani mendirikan Maspion cabang Kanada.
Pada 1989, Maspion juga bermain di bisnis perbankan dengan mendirikan Bank Maspion.
Menjadi raja alat rumah tangga membuat Alim Markus jadi crazy rich.
Alim Markus menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia dengan harta sekitar US$ 500 juta atau Rp7,4 Triliun.
Sekilas sejarah Maspion
Mengutip situs resmi Maspion, Maspion didirikan oleh Ali Husin pada 1967 dengan nama UD Logam Jawa.
Ini adalah industri rumah tangga peralatan dapur berbahan dasar alumunium.
Sebagaimana disebut di awal, Ali Husin pindah dari China saat usianya masih muda.
Pada 1971, PT Maspion dan disusul oleh PT Indal, kemudian pada 1972 Industri Aluminium didirikan berdasarkan skema penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang merupakan dorongan ekspansi usaha dalam skala besar sekaligus menggabungkan Logam Jawa ke dalam PT Maspion.
Seiring waktu, Maspion kini telah berkembang menjadi salah satu grup bisnis terbesar dan terkemuka di Indonesia.
Maspion mencapai kejayaannya ketika dipegang oleh putra Alim Husin yaitu Alim Markus.
Alim Markus yang lahir di Surabaya pada September 1951 memulai kariernya dengan mengambil kursus manajemen di Pan Pacific Professional Management, Taiwan.
Pada 1971 dia kemudian ditunjuk sebagai Presiden Direktur Maspion Group hingga sekarang.
Alim Markus adalah salah satu pengusaha terkaya di Surabaya.
Pada zaman kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alim Markus menjadi anggota Dewan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Tak hanya itu, dia juga Wakil Ketua Kamar Dagang Industri daerah Jawa Timur.
Pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, Alim Markus termasuk salah satu pengusaha yang ditarik masuk ke kubu SBY ketika maju sebagai calon Presiden bersama Boediono.
Begitulah sekilas tentang pendiri Maspion, Alin Husin, yang merantau dari China dalam kondisi nelangsa kemudian jadi kaya raya setelah membuka usaha di Surabaya, Jawa Timur, dan kini jadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Sumber Artikel: intisari