JURNALINDONESIA.CO – Perselingkuhan dapat terjadi kapan dan di mana saja, dan oleh siapapun.
Pasalnya, perselingkuhan dilakukan oleh dua orang yang biasanya sering bertemu atau berkomunikasi.
Suami atau istri yang berselingkuh, terkadang terjebak dalam perasaan meski awalnya tak menyadari kondisi tersebut.
Lantaran sering bertemu dan nyaman, akhirnya larut dalam hubungan lebih intim.
Perselingkuhan yang kerap didengar adalah terjadi di tempat kerja.
Di tempat kerja, orang yang berselingkuh sering berinteraksi, makan bersama, dan saling curhat.
Awalnya di meja makan lalu berpindah ke kamar hotel.
Survei RANT Casino beberapa waktu lalu, terungkap 13 profesi yang paling berpotensi mengalami kasus perselingkuhan
Survei dilakukan pada 3.800 orang dewasa di seluruh dunia.
Hampir setengahnya, sekitar 1.644 orang, mengaku pernah berselingkuh.
Dari hasil survei, posisi paling rentan adalah mereka yang bekerja di bidang penjualan atau sales.
Terdapat 14,5% dari survei yang memilih pekerjaan tersebut.
Kemudian ada juga profesi di dunia pendidikan seperti guru dan pelatih, dengan 13,7%.
Diikuti profesi kesehatan sebanyak 12,5%.
Pekerja amal dan sukarela pun masuk dalam daftar.
Jumlahnya sebanyak 1,9%, sama dengan pekerjaan di bidang rekreasi, olahraga dan pariwisata.
Inilah 13 profesi berpeluang selingkuh menurut hasil survei RANT Casino:
1. Sales (14,5 persen)
2. Guru, Pelatih, dan profesi lain di pendidikan (13,7 persen)
3. Profesi Kesehatan (12,5 persen)
4. Transportasi dan Logistik (9,8 persen)
5. Manajemen Perhotelan dan Event (7,7 persen)
6. Teknik dan Manufaktur (6,6 persen)
7. Properti dan Konstruksi (5,5 persen)
8. Akuntansi, Perbankan, dan Keuangan (5,4 persen)
9. Teknologi dan Informasi (4,6 persen)
10. Tentara (4 persen)
11. HRD (2,2 persen)
12. Pekerja Amal dan Sukarela (1,9 persen)
13. Rekreasi, Olahraga, dan Pariwisata (1,9 persen).
Data ini belum tentu kondisi sebenarnya, karena perselingkuhan bisa saja terjadi di tempat lain.
Mau selingkuh atau tidak, tergantung pilihan pribadi masing-masing.
Namun, memilih hubungan sehat, setia pada pasangan, akan jauh lebih baik dalam menata kehidupan. (*)












