JURNALINDONESIA.CO – Anggota DPR RI nonaktif Ahmad Sahroni, saat ini menjadi perhatian publik.
Dia adalah sosok kaya raya yang tinggal di kawasan padat penduduk di Tanjungpriok, Jakarta Utara.
Ahmad Sahroni mengaku memiliki kenanangan di kawasan tersebut, meski bukan tempat elite.
Dia lahir dan besar di tempat tersebut.
Sampai akhirnya, rumah mewahnya dijarah massa, buntut aksi demo yang terjadi akhir Agustus 2025 lalu.
Setelah rumahnya di kawasan Jakarta Utara dirusak dan dijarah massa pada akhir Agustus lalu, kini foto-foto lawas Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu saat bermain golf viral di media sosial.
Dalam deretan foto yang beredar, politisi Partai NasDem tersebut terlihat mengenakan busana golf dengan warna mencolok dan gaya nyentrik.
Salah satunya, Sahroni tampil dengan celana pink dipadukan kemeja putih lengan panjang, sambil berpose di dekat golf cart bersama seorang pria.
Di caption unggahan lamanya, ia menulis singkat: “Bersama Om Agus.”
Ada juga potret lain yang tak kalah mencuri perhatian, ketika Sahroni memakai baju merah muda dengan celana putih.
Warna busana yang kontras membuat penampilannya terlihat jauh lebih ekspresif dibandingkan citra formalnya sebagai pejabat publik.
Foto-foto ini memicu beragam komentar kocak dari warganet. “Aw warna pink,” tulis seorang pengguna.
“Prikitiiw bedaknya salah shade om, whitecast banget,” sindir warganet perempuan.
Ada juga yang menyelipkan guyonan: “Sekarang merasa Tony Stark, dulunya merasa SNSD.”
Meski begitu, tak sedikit netizen yang membela Sahroni.
Menurut mereka, gaya berpakaian adalah hak pribadi dan tidak ada hubungannya dengan kinerja atau integritas sebagai pejabat.
“Gaya itu bagian dari identitas, nggak perlu dipermasalahkan,” komentar salah satu akun.
Ahmad Sahroni memang dikenal sebagai figur yang blak-blakan dan terbuka mengenai gaya hidupnya.
Ia kerap membagikan aktivitas pribadi di media sosial, mulai dari hobi otomotif, koleksi barang mewah, hingga gaya busana unik.
Keterbukaan ini membuat sebagian orang merasa lebih dekat dengannya, namun di sisi lain juga memunculkan kritik.
Apalagi ketika gaya pribadinya dikaitkan dengan ekspektasi masyarakat terhadap seorang pejabat publik.
Sumber Artikel: jurnalgaya.pikiran-rakyat.com