JURNALINDONESIA.CO – Selama satu tahun terakhir, kasus stunting pada balita di Kota Lhokseumawe mengalami penurunan drastis. Berdasarkan data terakhir, bayi stunting di Lhokseumawe tersisa 805 kasus.
Kepala Dinas DP3AP2KB Salahuddin,S,ST. MSM, Senin (12/2/2024) mengatakan, angka stunting di Kota Lhokseumawe diawal tahun 2023 jumlahnya mencapai 1.022, angka tersebut menurun drastis, saat ini mencapai 805 anak.
“Kita diawal pergerakan jumlahnya 1.022, kita langsung berkoordinasi dan membentuk tim yang namanya tim TTPS Tim percepatan penurunan stunting. Tugas kami DP3AP2KB yang pertama adalah melakukan kordinasi bersama instansi terkait yaitu dinas kesehatan, mereka mengintervensi langsung kepada anak-anak stunting dengan pemberian PMT (Pemberian Makan Tambahan),” jelasnya.
Salahuddin menyebutkan, angka stunting di Kota Lhokseumawe sudah menunjukkan penurunan yang sangat luar biasa.
“Sekarang anak stunting kita diakhir tahun 2023 memasuki 2024 periode Januari mencapai 805 anak lagi,” kata Kepala DP3AP2KB Salahuddin,S,ST. MSM.
Salahuddin menyebutkan, Pencegahan Stunting harus dimulai dari pengawalan calon pengantin, ibu hamil dan pasca persalinan serta 1000 HPK.
“Minimal ada 7 Cara Pencegahan Stunting pada Anak, yang pertama periksa kehamilan secara rutin, kedua Pemenuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil, ketiga Beri ASI Eksklusif Minimal 6 Bulan, ke empat Dampingi dengan MPASI Lengkap dan Bergizi, kelima Terus Pantau Tumbuh Kembang Anak, ke enam Lengkapi Imunisasi, ketujuh Jaga Kebersihan Lingkungan,” paparnya.
Salahuddin mengatakan, pencapaian penurunan angka stunting tersebut hasil dari kerja keras semua pihak yang terlibat dalam percepatan penurunan stunting.
“Bapak Pj Walikota Lhokseumawe A.Hanan SP.MM, juga sangat berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka stunting di Kota Lhokseumawe, Ini juga sesuai dengan Kebijakan Pemerintah Pusat percepatan penurunan Stunting di kab/kota,” ungkapnya.
Selain itu ia menyebutkan, keberhasilan penurunan angka stunting di Kota Lhokseumawe Aceh, tidak terlepas dari pelaksanaan Gerakan Bapak Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) dengan tagar *Ayoo…Beramal Gizi 2.1.1* dan Pemberian PMT dari Dinkes, dengan melibatkan unsur bapak bunda asuh, kader TPK, kader PKK, DW, Pukesmas, Posyandu, dan stakeholder lainnya. (adv)