LHOKSEUMAWE – Pemerintah Kota Lhokseumawe bersama Yayasan Darah Untuk Aceh (YDUA) dan UNICEF sukses menggelar pelatihan bertajuk “Kesehatan Mental Remaja dan Pola Asuh Positif” beberapa waktu lalu . Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan bagi kesehatan mental remaja, serta mempromosikan pola asuh positif di tingkat komunitas, khususnya melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) yang berbasis di desa-desa.
Kegiatan tersebut diikuti 40 peserta yang berasal dari berbagai wilayah Kota Lhokseumawe, termasuk perwakilan dari lima desa percontohan, Forum Anak, Forum Generasi Berencana (Genre), aparatur gampong, tokoh agama, Tim Penggerak PKK, serta Puskesmas Keswa dan Puspaga Lhokseumawe. Desa-desa yang diwakili dalam kegiatan ini adalah Batuphat Timur, Hagu Selatan, Blang Buloh, Uteun Kot, dan Mesjid Punteut.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Lhokseumawe, Hasridiana, pada media ini, Selasa (25/9/2024) menekankan pentingnya dukungan komprehensif bagi remaja dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Ia juga menggarisbawahi peran orang tua dan masyarakat dalam menciptakan pola asuh yang sehat dan mendukung perkembangan anak.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan generasi muda kita tumbuh dalam lingkungan yang sehat secara mental dan emosional. Pola asuh yang positif sangat diperlukan agar remaja mampu menghadapi tantangan yang ada,” ujar Hasridiana.
Ia juga menambahkan bahwa pembentukan PUSPAGA di tingkat desa dapat menjadi solusi efektif dalam memberikan panduan dan dukungan pola asuh, yang pada akhirnya akan membantu menekan berbagai masalah remaja di Lhokseumawe.
Selain memberikan pelatihan, kegiatan tersebut juga menjadi kesempatan penting untuk membangun jaringan kerjasama antara berbagai pihak yang terlibat, seperti pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan organisasi non-pemerintah.
Hasridiana berharap bahwa sinergi yang dibangun melalui pelatihan ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih suportif bagi kesejahteraan remaja.
“Pembentukan PUSPAGA di desa-desa menjadi salah satu langkah strategis dalam menangani berbagai persoalan remaja, termasuk isu kesehatan mental. Dengan kolaborasi yang solid, kita bisa menciptakan perubahan nyata,” jelasnya.
Dalam pelatihan ini, para peserta diajak untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai tantangan kesehatan mental yang dihadapi remaja. Melalui forum diskusi interaktif, peserta juga mendapatkan materi edukasi terkait pola asuh positif serta strategi efektif dalam mendukung perkembangan psikologis remaja.
Berbagai media edukasi turut disediakan untuk memperluas wawasan peserta, sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan yang didapatkan dalam komunitas masing-masing. Diharapkan, langkah ini dapat membangun lingkungan yang lebih peduli dan mendukung bagi para remaja di Kota Lhokseumawe.
Dengan dukungan aktif dari pemerintah Kota Lhokseumawe serta berbagai pemangku kepentingan, pelatihan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan kesadaran yang lebih besar tentang pentingnya kesehatan mental dan pola asuh positif di masyarakat.
“Kami berharap, upaya ini menjadi awal dari gerakan yang lebih luas dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental para remaja,” pungkas Hasridiana. [Adv]