ACEH TIMUR-Jurnalindonesia.co | Korban dugaan tindak pidana kekerasan oleh oknum camat di Aceh Timur, BA (23) mengaku sempat mendapatkan ancaman teror dari salah seorang napi narkoba di LP IDI dari balik jeruji besi melalui pesan WhatsApp, pasca terjadinya dugaan penganiayaan terhadap dua perempuan oleh sang camat pada Selasa, 3 Januari 2023.
” Ya, istri saya yang diancam usai kejadian itu pada malamnya, tapi karena kami sibuk mengurusi kakak sepupu istri saya yang cidera akibat penganiayaan berat, maka kami abaikan ancaman tersebut,” kata suami BA pada media ini, Kamis 12 Januari 2023.
Menurut pengakuan korban lainnya MI (23) mengungkapkan bahwa pelaku pengancaman itu juga diduga merupakan keluarga dari oknum camat tersebut, yang saat ini sedang mendekam di LP IDI, dan akan bebas pada juli mendatang.
” Dia mengancam akan membakar rumah kami setelah dia bebas bulan juli nanti, bila kami tidak segera angkat kaki dan membongkar rumah kami yang menurutnya berada di atas tanah orang tuanya itu,” ungkap MI kepada media ini sembari memperlihatkan bukti gambar screenshoot percakapan whatsapp antara pelaku pengancaman dengan korban BA.
Akibat teror whatsapp itu kedua wanita tersebut yaitu NI dan BA, yang sebelumnya menjadi korban dugaan penganiayaan berat oknum camat, yang sempat dirawat di rumah sakit Zubir Mahmud itu mengaku mereka dan keluarganya semakin ketakutan atas apa yang mereka alami terkait ulah oknum camat dan napi narkoba di LP IDI tersebut, dan berharap agar kasus ini dapat segera diproses sesuai hukum yang berlaku.
“Dilansir dari Bidik Indonesia”
“Kami sekeluarga sangat ketakutan, dan ingin semua ini segera diselesaikan dengan proses hukum yang berlaku,” ungkap MI.
Sebelumnya diberitakan, oknum Camat di Aceh Timur, diduga melakukan tindak kekerasan terhadap dua orang perempuan NI ( 23) dan BA( 23) yang merupakan keponakannya sendiri, di Dusun Jeumpa, Desa Seuneubok Aceh, Darul Aman, Selasa, 3 Januari 2023, menjelang magrib.
Akibat penganiayaan berat itu, salah satu korban yang mengalami cidera dan retak di bagian kepala itu terpaksa di rawat selama enam hari di Rumah Sakit Zubir Mahmud, Idi Rayeuk. Korban pun mengaku telah melaporkan hal ini ke polres Aceh Timur beberapa hari lalu.
” Dia datang marah – marah dan hendak memukul sepupu saya BA, lalu saya hampiri untuk melerai dan membela sepupu saya, agar tidak dipukul, tapi malah saya yang dianiaya, dan akhirnya dia pukul juga sepupu saya,” pengakuan NI kepada media ini, Rabu 11 Januari 2023.
Akibat kejadian itu korban NI mengalami cidera di bagian kepala, diduga akibat pukulan bertubi – tubi, sedangkan BA mengalami luka gigitan camat di bagian tangan sebelah kiri .
” Dia selalu memukuli kami di bagian kepala, hingga ada bagian yang retak kata pihak medis berdasarkan hasil rontgen, sedangkan sepupu saya digigitnya hingga berdarah di bagian tangan sebelah kiri,” ungkap NI.
Korban BA menceritakan, mulanya oknum camat itu mendatangi rumah korban dalam keadaan emosi, hingga terjadi percekcokan antara mereka, terkait klaim hasil sebidang kebun sawit diantara korban dan terduga pelaku, lalu akibat emosinya memuncak, kemudian camat itu memasuki area pekarangan rumah korban dan menganiaya keduanya di bagian kepala .
” Dia marah gara – gara saya memetik buah sawit di kebun sawit ibu saya, katanya itu kebun orang tuanya, padahal dia dan ibu saya adik – kakak kandung, lagi pula sebelumnya saya sudah pernah mengabarkannya, tapi dia tidak terima, lalu mendatangi dan menganiaya kami,” ungkap BA.
Dikonfirmasi secara terpisah, oknum camat tersebut mengakui adanya insiden pada hari itu, namun ia membantah telah menganiaya kedua keponakannya itu.
” Saya hanya senggol – senggol saja, karena posisi saya terdesak ke pagar, mungkin mereka terdorong, saya sakit hati karena salah satu diantara mereka mengata – ngatai ibu saya dengan kata – kata yang menyakitkan,” ungkap oknum camat itu.
Meski pun mengetahui kasus tersebut sudah dilaporkan ke pihak berwajib, sang camat mengaku sedang mengupayakan upaya damai dengan pihak korban yang tak lain merupakan bagian dari keluarganya tersebut.
” Ya saya ingin upayakan damai, ada saya sampaikan ke pihak orang tua kampung,” ungkap sang camat, meski pun ada bocoran informasi bahwa pihak korban keberatan untuk berdamai.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kabar resmi dari pihak kepolisian terkait kasus tersebut.