Pada hari Minggu, 16 Juni 2024, pagi, warga Kampung Kenine, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah digemparkan oleh penemuan mayat seorang pria di dalam sebuah rumah.
Kapolres Bener Meriah AKBP Nanang Indra Bakti, S.H., S.I.K melalui Kapolsek Timang Gajah AKP Bandahro Halomoan Nasution menyatakan bahwa penemuan mayat tersebut pertama kali diketahui dari laporan Reje Kampung. Setelah menerima laporan, tim segera mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan penyelidikan awal.
Kemudian Kapolsek menjelaskan kronologis penemuan mayat tersebut, sekitar pukul 10.00 WIB, Sumarni, ibu kandung korban, baru saja kembali dari Takengon diantar oleh anaknya, Sarman Munthe. Setibanya di rumah, Sumarni menemukan pintu rumah terkunci. Setelah tidak ada jawaban dari dalam rumah, ia membuka pintu dengan kunci cadangan yang dibawanya.
Begitu masuk ke dalam rumah, Sumarni mencium bau busuk yang menyengat dari kamar Safrizal. Ketika memeriksa kamar tersebut, ia mendapati Safrizal (34), warga Kampung Kebun Baru, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, telah meninggal dalam posisi terlentang dengan tubuh yang membengkak dan dipenuhi belatung.
Polisi yang tiba di TKP melakukan pemeriksaan dan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, beberapa jenis obat-obatan dan bekas muntahan ditemukan di kamar mandi yang mengindikasikan dugaan kematian akibat keracunan obat.
Kapolsek Nasution menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan keluarga, Safrizal memang memiliki riwayat gangguan jiwa dan penyakit lambung, yang sesuai dengan obat-obatan yang ditemukan di TKP. Sebelum meninggal, Safrizal telah tinggal seorang diri selama dua minggu karena Sumarni, ibu kandungnya, berada di Takengon untuk berobat.
Evakuasi jenazah dilakukan oleh Unit Identifikasi Sat Reskrim Polres Bener Meriah, petugas medis Puskesmas Lampahan, dan dibantu oleh Basarnas Kabupaten Bener Meriah. Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Muyang Kite untuk dibersihkan dan dikafankan sebelum dimakamkan di TPU Kampung Kenine, Kecamatan Timang Gajah.
Safrizal dan ibunya baru saja pindah dan menyewa rumah di Kampung Kenine sekitar empat bulan lalu. Menurut warga, Safrizal dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pihak keluarga telah menerima kepergian Safrizal dengan ikhlas dan memutuskan untuk tidak melakukan otopsi terhadap jenazahnya.
Diperkirakan, almarhum telah meninggal sekitar lima hari yang lalu berdasarkan kondisi tubuh yang sudah membengkak dan dipenuhi belatung. Penemuan ini menjadi duka bagi keluarga dan warga sekitar, serta menjadi pengingat akan pentingnya komunikasi dan perhatian terhadap sesama, terutama mereka yang hidup sendiri.