JURNALINDONESIA.CO – Lembaga Ketahanan Nasional (DPD) IKAL Lemhannas Provinsi Aceh melakukan penandatanganan MoU dengan Universitas Malikussaleh (Unimal) kerjasama dalam memperkuat wawasan Kebangsaan. Kamis (7/12/2023).
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Keluarga Alumni Lembaga Ketahanan Nasional (DPD) IKAL Lemhannas Provinsi Aceh, Prof. Dr. Syahrizal Abbas, MA, melihat bahwa harapan masyarakat Aceh yang berkembang pada Pemilu kali ini, sederhana saja; Pemilu berjalan damai, jujur, adil, dan demokratis, serta melahirkan pemimpin berkualitas.
“Tidak muluk-muluk, sederhana saja. Pemilu sukses dan bisa melahirkan pemimpin berkualitas, demokrasi berjalan, sudah itu saja,” ujarnya dihadapan peserta ‘Ngopi Kebangsaan di Gor Universitas Malikussaleh,Lhokseumawe.
Syahrizal menilai, kondisi ini muncul, bukan karena masyarakat Aceh apatis dengan Pemilu, namun menurutnya, masyarakat Aceh sudah lelah dengan konflik dan bencana. Karenanya, lanjutnya, harapan masyarakat Aceh sederhana saja, Pemilu sukses dan bisa melahirkan pemimpin berkualitas, baik pada level lokal maupun nasional.
Dalam pandangan Syahrizal, Pemilu adalah instrumen dalam demokrasi. Oleh karenanya, tidak dapat dipungkiri proses demokrasi yang berkualitas akan lahirkan pemimpin berkualitas.
“Pemilu adalah momentum untuk melahirkan demokrasi. Oleh karenanya, para penyelenggara negara, partai politik dan masyarakat, perlu membangun budaya politik yang demokratis agar proses demokrasi ini berjalan dengan baik di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Syahrizal, budaya politik demokratis adalah budaya politik yang partisipatif, dimana terwujudnya partisipasi masyarakat secara keseluruhan di dalamnya, termasuk penyelenggara pemilu dan pengawas.
Untuk itu, jelasnya, agar berjalan demokratis perlu diantisipasi setiap potensi yang dapat mengganggu setiap tahapan Pemilu.
Muhammad Sayuni, SH, anggota KIP Aceh Bidang Penyelenggara Pemilu, yang hadir dalam acara itu mengatakan, KIP Aceh sudah siap menyelenggarakan Pemilu di Aceh secara damai, jujur dan adil. Untuk itu, dia berharap perlu dukungan masyarakat agar tahapan Pemilu ini berjalan sesuai jadwal, begitu pula dengan mengantisipasi setiap kendala yang ada.
Sementara itu, Otto Syamsuddin Ishak, Wakil Ketua I IKAL Aceh , menilai belum pernah terjadi dalam sejarah Pemilu, konflik menimbulkan kekacauan yang berakibat gagalnya Pemilu di Indonesia.
“Sejauh amatan saya, konflik dalam perhitungan suara atau tahapan Pemilu, yang terjadi dalam sejarah Pemilu di Indonesia tidak mempengaruhi, bahwa menganggu jalan Pemilu. Tidak ada pengaruhnya konflik dalam Pemilu yang berakibat terganggunya jalannya proses Pemilu di Indonesia. Justru dia menilai, ketiadaan Pemilu seperti di tahun 1965, sehingga berakibat risistensi dan radikalisme partai politik,” katanya.
“Nah, apalagi, konflik di tingkat lokal, tidak akan mempengaruhi kondisi nasional,” ujar Alumni Lemhannas RI, yang juga mantan Ketua Komnas HAM ini.
Netralitas ASN dalam Pemilu
Prof. Dr. Ir. Herman Fitra, M.T. IPM, ASEAN Eng, dalam kesempatan membuka kegiatan itu, secara khusus menyorot netralitas ASN dalam Pemilu kali ini. Menurutnya, setiap ASN harus patuh pada asas netralitas dengan tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan tertentu.
“ASN harus netral supaya Pemilu bisa berjalan secara jujur, adil, dan damai. Jangan sampai pemilu 2024 nanti membuat kita bercerai berai. Mari kita jadikan Pemilu sebagai sebuah pesta demokrasi dengan perasaan riang gembira, bukan caci maki dan saling membenci,” ujar Rektor Unimal yang juga Alumni Lemhannas RI ini.
Pemilu Damai, Jujur dan Adil Memperkokoh Ketahanan Nasional
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Keluarga Alumni Lembaga Ketahanan Nasional (DPD) IKAL Lemhannas Provinsi Aceh, Yusri Kasim, mengatakan kegiatan ‘Ngopi Kebangsaan”, kali ini mengangkat tema: Pemilu Damai, Jujur dan Adil Memperkokoh Ketahanan Nasional. “Ngopi kebangsaan yang digagas DPD IKAL Aceh,