JURNALINDONESIA.CO – Pasukan Israel membunuh seorang pemuda Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat, Senin (30/1/2023). Pembunuhan itu menandai pertumpahan darah terbaru dalam kekerasan yang terjadi saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengunjungi wilayah tersebut.
Militer Israel tidak segera memberikan komentar. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, korban pembunuhan itu adalah Nassim Abu Fouda berusia 26 tahun. Dia ditembak di Hebron yang sering menjadi pusat bentrokan antara militer Israel dan Palestina.
Kondisi yang memanas antara Israel dan Palestina meningkat dalam beberapa hari terakhir. Serangan militer Israel ke kubu militan di Kota Jenin, Tepi Barat pekan lalu yang menewaskan 10 orang dan serangan penembakan Palestina di permukiman Yahudi Yerusalem Timur yang menewaskan tujuh orang Israel.
Kerusuhan berlanjut di hari-hari berikutnya, mendorong Israel mengesahkan serangkaian langkah hukuman berat terhadap Palestina. Kondisi itu meningkatkan ketegangan saat Blinken memulai pertemuan dengan para pemimpin di kemudian hari.
Kekerasan itu terjadi setelah berbulan-bulan serangan penangkapan Israel di Tepi Barat. Kondisi ini usai gelombang serangan warga Palestina terhadap warga Israel pada musim semi 2022 yang menewaskan 19 orang.
Menurut angka dari kelompok hak asasi Israel B’Tselem, hampir 150 warga Palestina tewas di Tepi Barat dan Yerusalem Timur tahun lalu, menjadikannya tahun paling mematikan di wilayah tersebut sejak 2004. Sebanyak 10 orang Israel lainnya terbunuh akhir tahun lalu, meningkatkan jumlah kematian Israel tahun 2022 menjadi 29.
Israel mengatakan, sebagian besar dari mereka yang terbunuh adalah militan, tetapi warga Palestina menyatakan, serangan itu juga ditujukan kepada pihak yang tidak terlibat konfrontasi. Israel mengatakan, serangan militer itu untuk membongkar jaringan militan dan menggagalkan serangan di masa depan, sementara Palestina memandangnya sebagai tindakan lebih lanjut dari pendudukan terbuka Israel selama 55 tahun.
Kunjungan Blinken diperkirakan sarat ketegangan atas perbedaan antara pemerintahan Joe Biden dan pemerintahan baru Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang terdiri atas pendukung permukiman. Dia sekarang harus menghadapi tantangan tambahan selama perjalanannya, mencoba memulihkan ketenangan bahkan ketika kekerasan terus berlanjut.
Sumber: republika.co.id