JURNALINDONESIA.CO – Jet tempur Israel melakukan beberapa serangan di sebuah situs militan di Jalur Gaza pada Kamis(2/1/2023) pagi. Militer Israel mengatakan, serangan berlangsung beberapa jam setelah militan Palestina menembakkan roket ke selatan Israel.
Militer Israel mengatakan, serangan udara itu menargetkan bengkel produksi roket untuk kelompok militan Hamas, yang menguasai Gaza. Di lokasi tempat produksi roket ini dilaporkan berisi bahan kimia mentah. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa.
Pada Rabu (1/2/2023) malam, pertahanan udara Israel mencegat sebuah roket dari Gaza. Sementara pekan lalu, militan Gaza dan Israel saling menembakkan roket dan serangan udara, setelah Israel membunuh 10 warga Palestina dalam operasi militer di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Di Israel, penduduk setempat melaporkan mendengar ledakan. Layanan penyelamatan Israel mengatakan, mereka tidak menerima laporan cedera kecuali seorang wanita berusia 50 tahun yang terpeleset dan jatuh saat berlari ke tempat penampungan.
Hamas mengancam Israel atas sikap agresif Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang menjanjikan perlakuan kasar terhadap tahanan Palestina di penjara Israel. Sebagian besar warga Palestina menghormati tahanan sebagai pahlawan perjuangan Palestina.
Ben-Gvir mengatakan, tembakan roket dari Gaza tidak akan menghentikan langkahnya untuk menerapkan kebijakan hukuman terhadap tahanan Palestina. Dia menyerukan pertemuan darurat Kabinet Keamanan untuk membahas tanggapan serangan Hamas.
Pada Selasa (31/1/2023), Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengecam dugaan serangan oleh penjaga penjara terhadap tahanan Palestina di penjara Israel, khususnya tahanan perempuan. Layanan Penjara Israel mengatakan, masalah dimulai pada Jumat (27/1/2023) lalu ketika puluhan tahanan Palestina ditempatkan di sel isolasi setelah mereka merayakan serangan mematikan Palestina di luar sinagog di Yerusalem timur.
Seorang tahanan wanita Palestina yang dihukum di ruang isolasi mencoba membakar selnya sebagai bentuk protes. Secara terpisah layanan penjara memindahkan televisi dari tiga sel di Penjara Ofer Israel dekat Kota Ramallah.
Amani Srahneh dari Klub Tahanan Palestina, sebuah kelompok yang mewakili mantan dan tahanan, mengatakan, langkah-langkah eskalasi dan kebijakan baru pemerintah Israel yang menghasut tahanan telah menciptakan ketegangan.
Ketegangan antara Israel-Palestina telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengunjungi Israel dan Palestina, serta bertemu dengan masing-masing pemimpin. Blinken menyerukan kedua pihak untuk menahan diri.
Seorang pria bersenjata Palestina melakukan serangan di luar sinagoga Yerusalem pada Jumat (28/1/2023) dan menewaskan tujuh orang. Ini merupakan serangan terburuk terhadap orang Israel di wilayah Yerusalem sejak 2008.
Serangan di sinagoga itu terjadi sehari setelah pasukan Israel membunuh tujuh pria bersenjata dan dua warga sipil di Kota Jenin, Tepi Barat. Ini merupakan serangan yang paling mematikan di Jenin selama ketegangan bertahun-tahun.
Kekerasan antara Israel dan Palestina terus berlanjut. Pada Sabtu (28/1/2023), seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun menembak sekelompok warga sipil Israel di Yerusalem. Penembakan ini melukai dua orang. Kemudian pada Ahad (29/2/2023) penduduk sebuah desa Palestina di luar Ramallah di Tepi Barat mengatakan, sekelompok orang dari pemukiman Israel terdekat telah membakar satu rumah, serta menghancurkan pintu dan jendela rumah lainnya.
Pemerintah Israel juga menyegel rumah keluarga penembak berusia 13 tahun hari meskipun tidak ada korban jiwa. Langkah lebih lanjut diumumkan untuk memperkuat permukiman di Tepi Barat, dan mencabut hak tinggal kerabat warga Palestina yang melakukan serangan.
Sumber: republika.co.id