JURNALINDONESIA.CO – Upaya penyelamatan masih dilakukan setelah gempa besar berkekuatan 7,8 melanda Turki selatan dan Suriah utara pada Senin pagi, (6/2/2023). Dikutip dari Theguardian.com, gempa dilaporkan telah menewaskan lebih dari 120 orang dan meratakan sejumlah bangunan.
AFAD Turki menyatakan setidaknya 76 orang tewas dan 440 terluka di tujuh provinsi selatan negara itu yang berbatasan dengan Suriah utara. Media pemerintah Suriah mengatakan, setidaknya 50 orang tewas akibat bencana itu.
Korban tewas diperkirakan masih akan bertambah karena bencana itu telah meratakan puluhan blok apartemen di kota-kota besar.
Getaran gempa bahkan dirasakan hingga ke Lebanon, Yunani, Israel, dan pulau Siprus.
Kantor berita Turki Anadolu melaporkan, gubernur provinsi selatan anlurfa melaporkan 15 orang tewas dan 30 lainnya luka-luka. Di Malatya, sebuah kota 225km (140 mil) timur laut kota besar Gaziantep, gubernur setempat menyebut sedikitnya 23 orang tewas, 420 luka-luka dan 140 bangunan hancur.
Kementerian Manajemen Darurat Turki, AFAD, mengungkapkan, gempa pertama kali terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat (0117 GMT), di kota Pazarck, satu jam di utara Gaziantep, kota industri utama di selatan Turki.
Guncangan kedua dirasakan pada pukul 04:26 waktu setempat (0126GMT), dengan pusat gempa di kota Nurda, sekitar 80 km (50 mil) barat daya.
Survei Geologi AS mengatakan gempa itu berpusat di kedalaman hampir 18 km (11 mil), dan gempa susulan berkekuatan 6,7 yang kuat bergemuruh sekitar 10 menit kemudian.
Penduduk di kota Pazarck mengkhawatirkan mereka yang terjebak di bawah bangunan yang runtuh. Nihat Altunda mengatakan guncangan dahsyat gempa telah membangunkan keluarganya.
“Sebuah bangunan runtuh hanya 200 meter dari tempat saya sekarang. Alhamdulillah teman-teman kami selamat, tapi kami mendengar ada orang yang tidak bisa keluar dari rumahnya dan ada orang yang tidak bisa kami jangkau, ”katanya.
Dampak Gempa di Suriah
Rekaman awal dari tim penyelamat lokal menunjukkan provinsi Idlib di Suriah utara menjadi salah satu daerah yang paling parah terkena dampak gempa.
Pertahanan Sipil Suriah, layanan penyelamatan yang dikenal sebagai White Helmets telah mengumumkan keadaan darurat untuk menyelamatkan banyak orang yang dikhawatirkan terperangkap di bawah bangunan yang runtuh di daerah sekitar Idlib.
“Tim kami berada pada tingkat siaga tertinggi untuk merespons dan menyelamatkan mereka yang terjebak,” kata mereka.
Media pemerintah Suriah mengatakan sejumlah besar bangunan runtuh di provinsi Aleppo.
Untuk diketahui, Turki berada di salah satu zona gempa paling aktif di dunia.
Düzce adalah salah satu daerah yang pernah dilanda gempa berkekuatan 7,4 pada tahun 1999, atau yang terburuk melanda Turki dalam beberapa dekade.
Gempa itu menewaskan lebih dari 17.000 orang, termasuk sekitar 1.000 orang di Istanbul.
Gempa berkekuatan 6,8 juga pernah melanda Elaz pada Januari 2020, hingga menewaskan lebih dari 40 orang. Dan pada bulan Oktober tahun itu, gempa berkekuatan 7,0 melanda Laut Aegea, menewaskan 114 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.
Sumber: suara.com