JURNALINDONESIA.CO – Turki telah mencatatkan lebih dari 12 ribu korban tewas akibat gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang negara tersebut pada Senin (6/2/2023) lalu. Sementara korban luka hampir menyentuh angka 63 ribu orang.
Dilaporkan laman kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (9/2/2023), badan penanggulangan bencana Turki, AFAD, mengatakan, sejauh ini mereka telah mencatatkan 12.391 korban tewas dan 62.914 korban luka akibat gempa Senin lalu. Lebih dari 6.000 bangunan runtuh. Lebih dari 13 juta orang terdampak oleh gempa.
Hingga saat ini, upaya evakuasi dan penyelamatan masih terus berlangsung. “Kami telah memobilisasi semua sumber daya kami. Negara bekerja dengan pemerintah kota, terutama AFAD, dengan segala cara,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat meninjau proses penyaluran bantuan di Kahramanmaras, wilayah yang menjadi pusat gempa, Rabu (8/2/2023) lalu.
Turki telah mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di provinsi-provinsi yang terdampak gempa. Negara tersebut pun telah mengumumkan hari berkabung nasional selama tujuh hari untuk menghormati dan mengenang para korban tewas.
Semua kegiatan atau acara olahraga di Turki telah ditangguhkan hingga ada pemberitahuan lebih lanjut. Sementara itu sekolah di seluruh Turki akan ditutup hingga 13 Februari mendatang. Sedangkan aktivitas pendidikan di provinsi-provinsi terdampak dihentikan hingga 20 Februari.
Sementara itu di Suriah, upaya evakuasi dan penyelamatan korban juga masih berlangsung. Terdapat lima wilayah di Suriah yang turut terdampak parah akibat gempa Turki, yakni Aleppo, Latakia, Hama, Homs, dan Tartus, Sejauh ini Suriah sudah melaporkan sedikitnya 2.992 korban jiwa.
Sumber: republika.co.id