JURNALINDONESIA.CO- Telah terjadi keributan pada pemilihan Tuha Peut Gampong Krueng Baro Blang Me, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara pada malam, Sabtu (2/3/2024).
Sirajam Munira Gampong Krueng Baro Blang Me, korban pemukulan, Sabtu (9/3/2024) menceritakan, peristiwa awalnya terjadi debat di meunasah, masyarakat mempertanyakan ijazah Tuha Peut yang di usul yaitu Rasyidin namun pihak Rasyidin tidak bisa menunjukkan yang dimaksud.
“Selain itu (panitiapun) tidak mempekenalkan kepada masyarakat panitia musyawarah Tuha Peut maka terjadi adu argumen. Ketika tidak ada titik temu maka Keuchik menunda rapat tersebut. Akhirnya masyarakat membubarkan diri, ada yang duduk di warung – warung desa maka datanglah Abudulhadi yang bukan warga setempat mengajak berantam dengan mantan Keuchik lama, Keuchik lama mengabaikan karena tidak selevel. Kejadian tersebut tidak jau dari rumah Tuha Peut. Tuha Peut meminta untuk tidak membuat keributan disini kamu bukan warga disini, ketika itu datanglah pamannya Abdulhadi,” terangnya.
Sambungnya, namun demikian Tuha Peut meminta kepada paman Abdulhadi untuk pulang kerumah jangan membuat keributan di Desa kami. Merasa tidak puas dengan seruan Tuha Peut akhirnya Abudulhadi memaki Tuha Peut dengan perkataan tidak senonoh.
“Kemudian datanglah anak Tuha Peut yaitu Tasrizal minta untuk tidak memaki- maki ayah kami, karena tidak terima Abdulhadi dan Usmam akhirnya mengroyok Tasrizal (anak tuha put), akhirnya datanglah abang Tasrizal dan saya dipukul oleh mereka,” ujarnya.
Lanjutnya, setelah melakukan pemukulan mereka lari kerumah saudaranya Juariah dengan pintu terbuka. Kemudian saya mencari mereka akhirnya dapat, maka terjadilah keributan dirumah tersebut dengan jumlah orang yang banyak.
“Dalam keramaian tertentu ternyata ada saudara Usman mengambil pompa sepeda berbahan besi memukul saya, ketika itu itu pompa di rampampas oleh Alimuddin. Dalam kerumunan tersebut mantan Keuchik ikut melerai Peristiwa tersebut, sehingga mantan Keuchik ikut di pukul yang tidak kelihatan orangnya dalam kegelapan,” paparnya.
“Karena masyarakat tidak puas Abdulhadi yang bukan warga setempat lalu, masyarakat mengamankan satu unit sepeda motor milik Abdulhadi dan akhirnya sepeda motor tersebut di serahkan kepada pihak kepolisian. Setelah itu saya di bawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis,” jelasnya.
Sirajam Munira mengatakan, walaupun kepemimpinan Keuchik Ali sering kali berkoar- koar keputusan dirinya keputusan masyarakat, tetapi tidak dijalankan seperti yang di ucapkan, sebagai contoh panitia Tuha Peut tidak diketahui oleh masyarakat. Bahkan Tuha Peut yang yang masih aktif tidak mengetahui.