LHOKSEUMAWE – Salah satu ikon penting di kota ini, bukan hanya berfungsi sebagai sarana irigasi dan pengendali banjir, tetapi juga sebagai sumber air yang mendukung kehidupan ribuan warga. Namun, kondisi kebersihan waduk yang semakin memprihatinkan akhir-akhir ini membuat Penjabat (Pj) Wali Kota Lhokseumawe, A Hanan, mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan waduk tersebut.
A Hanan menegaskan bahwa kebersihan waduk bukan hanya tentang estetika, tetapi juga berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.
“Jika kita tidak menjaga kebersihan waduk ini, dampaknya bukan hanya pencemaran lingkungan, tetapi juga masalah kesehatan bagi kita semua. Ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah, tetapi seluruh warga Lhokseumawe,” ujar A Hanan dalam kegiatan bakti sosial dalam rangka memperingati HUT ke-79 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kamis (26/9/2024), yang diadakan di sekitar Waduk Lhokseumawe.
Dalam beberapa tahun terakhir, Waduk Lhokseumawe sering kali menjadi sorotan karena peningkatan jumlah sampah yang dibuang secara sembarangan ke area sekitar dan di dalam waduk. Sampah plastik, limbah rumah tangga, hingga material berbahaya lainnya mencemari perairan waduk, mengancam ekosistem serta kesehatan warga yang memanfaatkan air tersebut.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Lhokseumawe telah mencatat peningkatan polusi air di waduk, yang sebagian besar disebabkan oleh limbah domestik yang tidak terkelola dengan baik. Kepala Dinas Dinas Kelautan Perikanan, Pertanian dan Pangan, Syuib, S.Sos, mengungkapkan bahwa setiap harinya ditemukan sampah dalam jumlah besar yang mengalir ke waduk melalui saluran air dari permukiman sekitar.
“Jika ini terus berlanjut, fungsi waduk sebagai sumber air dan pengendali banjir akan terganggu, dan masyarakat yang akan merasakan dampak terbesarnya,” jelasnya.
Pj Wali Kota menekankan bahwa kebersihan waduk tidak hanya penting untuk menjaga lingkungan, tetapi juga memiliki dampak langsung pada kesehatan masyarakat. Waduk yang bersih dapat mencegah berbagai penyakit yang sering kali timbul akibat air yang tercemar, seperti diare, kolera, hingga penyakit kulit.
“Waduk ini tidak hanya untuk irigasi atau penampungan air, tetapi juga menjadi sumber kehidupan bagi banyak warga yang bergantung pada airnya. Jika air ini tercemar, maka risiko penyakit akan meningkat. Kita harus mengubah perilaku dan sadar bahwa menjaga kebersihan waduk sama dengan menjaga kesehatan kita sendiri,” ujar A Hanan kepada Media ini.
Ia juga menambahkan bahwa menjaga kebersihan waduk adalah bagian dari upaya menjaga keseimbangan lingkungan. Dengan terjaganya ekosistem waduk, warga dapat memanfaatkan sumber air tersebut dengan lebih baik dan memastikan keberlanjutannya untuk generasi mendatang.
Dalam jangka panjang, Pj Wali Kota Lhokseumawe menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan waduk. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah dengan memperkuat pengelolaan sampah di kawasan permukiman yang dekat dengan waduk, serta memperketat pengawasan terhadap pembuangan limbah rumah tangga.
“Kami sedang merancang program yang lebih komprehensif untuk mengelola limbah dan sampah di sekitar waduk. Tidak hanya itu, edukasi berkelanjutan kepada masyarakat akan terus kami tingkatkan. Kami ingin masyarakat benar-benar merasakan bahwa menjaga kebersihan waduk ini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan kita semua,” kata A Hanan.
Pemerintah Kota Lhokseumawe juga berencana membangun lebih banyak fasilitas pengolahan limbah dan memperluas akses air bersih untuk mencegah pembuangan limbah langsung ke waduk. Selain itu, pemkot juga akan memperkuat kerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.
Melalui ajakan ini, Pj Wali Kota Lhokseumawe berharap warga semakin menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga kebersihan waduk. Sebuah waduk yang bersih bukan hanya cerminan lingkungan yang sehat, tetapi juga jaminan bagi kesehatan masyarakat yang bergantung pada airnya.
Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari warga, komunitas lingkungan, hingga pelajar, pemerintah Kota Lhokseumawe optimis bahwa masalah kebersihan waduk dapat diatasi. “Kita ingin membangun budaya baru, di mana menjaga kebersihan lingkungan menjadi kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga kesehatan kita, tetapi juga memberikan warisan yang lebih baik bagi generasi berikutnya,” tutup A Hanan. [] (Adv)