JURNALINDONESIA.CO – Ratusan orang merusak Pos Pengumpulan Timah milik PT Timah Tbk di Desa Bencah, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, beberapa waktu lalu.
Tindakan anarkis itu dikecam Ikatan Karyawan Timah (IKT).
Dua satpam mengalami tindakan kekerasan yang dilakukan massa penambang.
Ketua Umum IKT Riki Febriansyah mengecam tindakan anarkis dalam bentuk apapun.
Pihaknya meminta aparat untuk memproses pelaku kekerasan yang mengakibatkan dua orang satpam PT Timah Tbk mengalami luka-luka.
Dua orang tersebut merupakan warga asli Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Sama seperti kita semua mencari nafkah untuk keluarga dan mereka hanya menjalankan tugas.
Jadi jangan semena-mena kita menggunakan kekerasan,” kata Riki dalam rilis, Selasa (30/9/2025).
IKT siap menyambut masyarakat penambang dengan damai di Kantor PT Timah Tbk.
Terkait kelompok penambang timah akan melakukan unjuk rasa ke kantor pusat PT Timah Tbk pada Senin (6/10/2025).
Namun apabila ada oknum atau provokator yang menginginkan kondisi demo tidak kondusif alias anarkis maka dengan tegas IKT akan menjaga kedaulatan PT Timah Tbk sampai titik darah penghabisan.
Menurutnya, terdapat beberapa aspirasi yang mungkin bukan menjadi kewenangan atau keputusan dari PT Timah Tbk.
Seperti halnya terkait penentuan harga timah di kalangan masyarakat penambang.
Oleh sebabnya, IKT terus mendukung segala kebijakan PT Timah untuk memperbaiki tata kelola pertambangan timah agar kontribusinya dapat dinikmati masyarakat.
Harga yang ditentukan PT Timah hanya untuk mitra penambangannya berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan kajian dan sesuai aturan yang berlaku.
“Begitu juga dengan keterlibatan masyarakat dalam hal menambang dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP-Red) PT Timah sudah diakomodir sejak lama,” ujar Riki Febriansyah.















