JURNALINDONESIA.CO – Dua orang saling klaim sebagai nakhoda baru PPP.
M Mardiono dan Agus Suparmanto mendeklarasikan diri sebagai Ketua Umum PPP.
Dua-duanya merasa berhak memimpin partai berlambang Ka’bah itu untuk lima tahun ke depan.
***
Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melahirkan dua klaim kepemimpinan Partai Ka’bah.
Keduanya adalah kubu mantan Menteri Perdagangan era Presiden Joko Widodo, Agus Suparmanto dan calon petahana, Mardiono.
Sejak awal, suasana Muktamar X yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, pada Sabtu (27/9/2025), sudah memanas sejak pembukaan.
Pemilihan ketua umum yang semestinya dilangsungkan Minggu (28/9/2025) mendadak dipercepat oleh panitia.
Alasannya, karena situasi tidak kondusif.
Kubu Mardiono mengklaim bahwa jagoannya telah terpilih secara aklamasi untuk memimpin Parta Ka’bah untuk periode 2025-2030.
“Saya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi dalam muktamar ke-10 yang baru saja kami ketuk palunya,” kata Pimpinan Sidang Muktamar X PPP, Amir Uskara, dalam konferensi pers, Sabtu.
Sehari setelahnya, kubu Agus Suparmanto juga menyatakan bahwa Agus terpilih secara aklamasi untuk memimpin PPP lima tahun kedepan.
Ketua Pimpinan Sidang Paripurna VIII Qoyum Abdul Jabbar menyebut, Agus terpilih secara aklamasi oleh mayoritas peserta Muktamar X di Hotel Mercure, Ancol, pada Sabtu (28/9/2025).
Menurut dia, keputusan tersebut diambil tanpa ada peserta yang meninggalkan arena forum.
”Aklamasi Pak Agus Suparmanto merupakan kehendak muktamar dan aspirasi muktamirin yang menentukan keputusan,” ujar Qoyum, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (28/9/2025).
Panas sejak dimulai
Suasana Muktamar X memang sudah memanas sejak Plt Ketua Umum PPP Mardiono membuka Muktamar, Sabtu sore.
Aksi saling teriak bersahutan terjadi antara pendukung Mardiono yang meminta agar kepemimpinannya dilanjutkan lima tahun mendatang, dengan kubu Agus Suparmanto yang mendorong terjadinya perubahan.
Tensi di ruangan pun kian meninggi.
Mardiono bahkan beberapa kali menghentikan pidatonya.
Untuk mendinginkan suasana, pembawa acara bahkan sempat meminta kader melantunkan shalawat.
Pimpinan sidang meninggalkan lokasi
Meski suasana memanas, pada malam harinya Sidang Paripurna I dengan agenda pengesahan jadwal acara dan tata tertib muktamar, tetap digelar.
Di tengah jalannya sidang, gelombang interupsi terjadi karena pendukung Agus Suparmanto tidak setuju sidang dipimpin oleh Amir Uskara yang terindikasi menjadi Ketua Tim Pemenangan Mardiono.
Menurut Sekretaris Steering Committee (SC) Muktamar X PPP Rusman Yakub, dari kubu Agus Suparmanto mengatakan bahwa muktamirin meminta agar Amir Uskara diganti oleh Ketua dan Sekretaris SC.
Namun, protes ini tak diindahkan Amir.
“Pak Amir (kemudian) mengungkapkan kalimat yang menantang muktamirin yang mencederai tata aturan sidang dan keabsahan sidang dengan menghilangkan hak bicara peserta muktamar dengan pernyataan,
‘Meski kalian DPW DPC, tetapi saya yang menentukan karena saya yang memegang palu’,” jelas Rusman.
Usai pernyataan itu dilontarkan, situasi menjadi tidak kondusif dan Muktamar tidak bisa dilanjutkan.
Para pimpinan sidang kemudian meninggalkan ruangan dan terjadi kekosongan.
Di tengah kekosongan pimpinan tersebut, rupanya Amir Uskara menggelar konferensi pers di ruangan terpisah dan mengumumkan bahwa Mardiono telah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030.
Padahal semestinya pemilihan ketua umum baru digelar pada Minggu malam, setelah Sidang Paripurna II untuk membahas laporan pertanggungjawaban (LPJ) pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP 2020-2025 dan Sidang Paripurna III untuk mendengarkan pandangan umum DPW, digelar.
Konferensi pers itu turut dihadiri Mardiono beserta 30 pimpinan dewan pimpinan wilayah (DPW) yang mendukungnya.
Mardiono mengungkapkan, agenda pemilihan ketua umum dipercepat karena situasi yang tidak kondusif.
Ia kemudian menggunakan Pasal 11 AD/ART PPP yang menyatakan bahwa proses pemilihan dapat dipercepat dalam kondisi darurat.
“Diatur dalam pasal 11, ya, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), maka proses bisa dipercepat dan kemudian ini kita anggap sebagai penyelamatan dalam kondisi situasi yang sangat darurat,” kata Mardiono dalam konferensi pers di Jakarta Utara, Sabtu.
Menurut Mardiono, pihaknya sejak awal sudah mengendus bahwa proses Muktamar X akan diwarnai kericuhan sejak acara pembukaan.
Keributan akhirnya pecah saat peserta Muktamar X meninggalkan ruang pertemuan.
Puluhan orang terlibat perkelahian hingga mengakibatkan jatuhnya korban.
Bentrok kembali terjadi Di tengah konferensi pers yang berlangsung, pendukung Agus Suparmanto mendekat ke arah Mardiono dan kembali meneriakkan “Perubahan, perubahan”.
Teriakan ini memancing amarah pendukung Mardiono yang meminta mereka menghentikan perbuatannya karena dinilai mengganggu jalannya konferensi pers.
Kericuhan pun kembali pecah. Kedua belah pihak pendukung terlibat perkelahian.
Bahkan, Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Romahurmuziy atau Rommy sampai dievakuasi dari lokasi.
Pihak keamanan internal PPP berupaya meredam kericuhan, namun tak diindahkan.
Bahkan, salah seorang kader PPP yang terpojok sempat menjadi sasaran bulan-bulanan massa.















