banner 728x90 banner 728x90

Perang Thailand vs Kamboja Hari Kedua Tewaskan 16 Orang, 120 Ribu Warga Mengungsi

Warga Thailand di perbatasan dengan Kamboja berlindung di bunker sederhana. Foto: Istimewa
banner 468x60

JURNALINDONESIA.CO – Pertempuran militer Thailand dan Kamboja belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai menyebut kondisi ini bisa mengarah pada perang.

Korban tewas di Thailand mencapai 15 orang dan satu di Kamboja.

Lebih dari 120.000 orang yang tinggal di sepanjang kedua sisi perbatasan melarikan diri dari pertempuran.

Pada Jumat atau hari kedua pertempuran, kedua negara saling tembak-menembak artileri berat dan roket.

Konfrontasi militer paling berdarah antara kedua negara tetangga Asia Tenggara tersebut dalam lebih dari satu dekade.

Saat ini, bentrokan tersebut melibatkan senjata berat, tambahnya.

Bentrokan yang sedang berlangsung telah terjadi di 12 lokasi di sepanjang perbatasan yang disengketakan, meningkat dari enam lokasi sehari sebelumnya, kata seorang pejabat militer Thailand pada hari Jumat, yang mengindikasikan meluasnya pertempuran.

Laksamana Muda Surasant Kongsiri, seorang juru bicara militer, mengatakan dalam konferensi pers bahwa Kamboja terus menggunakan senjata berat.

“Pasukan Thailand telah merespons dengan tembakan dukungan yang sesuai dengan situasi taktis,” kata militer Thailand dalam pernyataan sebelumnya.

Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand melaporkan bahwa sedikitnya 14 warga sipil dan satu tentara tewas di Thailand ketika pertempuran meletus pada hari Kamis.

Seorang pejabat provinsi setempat di provinsi perbatasan Oddar Meanchey, Kamboja, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa satu orang tewas dan lima orang terluka dalam serangan Thailand.

Lebih dari 30 warga sipil Thailand dan 15 tentara juga terluka, menurut Kementerian Kesehatan Thailand.

Sementara sekitar 100.672 orang dari empat provinsi Thailand yang berbatasan dengan Kamboja telah dipindahkan ke tempat penampungan, kata Kementerian Dalam Negeri Thailand seperti dikutip kantor berita AFP.

Arsit Sampantharat, sekretaris tetap Kementerian Dalam Negeri Thailand, dikutip oleh saluran televisi Channel 3 negara itu mengatakan lebih dari separuh dari mereka yang dievakuasi berasal dari provinsi Surin, sementara sisanya berasal dari provinsi Sisaket, Buriram, dan Ubon Ratchathani.

Mengutip pejabat di provinsi Preah Vihear Kamboja, organisasi berita Khmer Times mengatakan sekitar 20.000 penduduk telah dievakuasi dari perbatasan utara negara itu dengan Thailand.

Thailand telah membuka lebih dari 300 pusat evakuasi, menurut para pejabat.

Melaporkan dari Provinsi Surin, dekat perbatasan Kamboja, Tony Cheng dari Al Jazeera mengatakan pemerintah menggambarkan perbatasan itu “sangat panjang dan berpori”, sehingga menyulitkan upaya pelacakan pergerakan pengungsi.

“Sangat sulit untuk melihat berapa banyak orang yang ada di pusat evakuasi ini… karena orang-orang terus berdatangan,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses